Peringatan Hari BUMI - Merangin
PERS RELEASE
Hari/Tgl : Selasa, 22 April 2014
Aksi
Hari Bumi Aliansi Muda Peduli Lingkungan(AMPEL)
(LTB, Bumi Merangin, Sispala CAKSA, Sispala HITECH PETA)
SELAMATKAN
HUTAN DARI KERUSAKAN DAN KESERAKAHAN...!!!
“Hari Bumi atau Earth Day
diperingati setiap tahun pada tanggal 22 April. Hari Bumi diselenggarakan
pertama kalinya lebih dari 44 tahun lalu pada tanggal 22 April 1970 di Amerika
Serikat. Penggagas Earth Day adalah Gaylord Nelson, senator Amerika
Serikat dari negara bagian Wisconsin yang juga seorang pengajar tentang
lingkungan hidup. Jutaan orang turun ke jalan, berdemonstrasi dan
memadati Fifth Avenue di New York ketika itu untuk mengecam para perusak bumi.
Momen tersebut kemudian menjadi tonggak sejarah diperingatinya sebagai Hari
Bumi hingga sekarang”.
Dalam Hari Bumi kali ini AMPEL (Aliansi Muda Peduli
lingkungan) yang tergabung dari beberapa lembaga yang peduli alam dan
lingkungan di Kabupaten Merangin mengajak kepada seluruh masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten Merangin untuk lebih peduli terhadap bumi dan lingkungan
hidup. AMPEL menganggap bahwa bencana alam yang semakin sering terjadi beberapa
tahun belakangan ini di Kab.Merangin tidaklah semata-mata bencana alam murni,
namun keserakahan dan kerakusan terhadap sumber daya alam mengakibatkan bumi
semakin mengalami kerusakan akibat eksploitasi sumber daya alam secara massif,
termasuk di Kabupaten Merangin. Industri HTI, sawit serta tambang memberi
kontribusi yang signifikan terhadap perusakan lingkungan dan konflik sosial
yang semakin meruncing. Industri ekstraktif cenderung rakus akan lahan,
sehingga penyerobotan lahan dan pengggusuran masyarakat pun tidak dapat
dihindarkan.
Sejak dahulu hingga kini, industri-industri ekstraktif
mengincar kawasan hutan. Kawasan hutan banyak dialihfungsikan menjadi
perkebunan besar kelapa sawit, karet, dan juga areal per tambangan. Dengan
kondisi ini, kawasan hutan yang selama ini dijadikan tempat hidup dan tempat
masyarakat adat dan masyarakat lokal mencari nafkah menjadi sangat mudah untuk diserebot
dan diambil alih untuk keperluan perusahaan.
Deforestasi hutan Jambi mencapai angka yang cukup fantastis. Dari data dirjen planologi kehutanan kementrian kehutanan, menunjukkan bahwa, pada tahun 2012 lalu, deforestasi hutan Jambi mencapai angka 76.522,10 Ha. Itu terdiri dari 56,10 Ha hutan primer, lalu 65.986,50 Ha hutan sekunder dan 10.480,10 Ha hutan lainnya. Sementara, data dari balai pengelolaan DAS Batanghari Provinsi Jambi menunjukkan, jika pada tahun 2012 luas lahan kritis mencapai 1,2 juta Ha. Terdiri dari luas lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas 435.930 Ha dan lahan kritis di luar kawasan hutan seluas 797.661 Ha.
Deforestasi hutan Jambi mencapai angka yang cukup fantastis. Dari data dirjen planologi kehutanan kementrian kehutanan, menunjukkan bahwa, pada tahun 2012 lalu, deforestasi hutan Jambi mencapai angka 76.522,10 Ha. Itu terdiri dari 56,10 Ha hutan primer, lalu 65.986,50 Ha hutan sekunder dan 10.480,10 Ha hutan lainnya. Sementara, data dari balai pengelolaan DAS Batanghari Provinsi Jambi menunjukkan, jika pada tahun 2012 luas lahan kritis mencapai 1,2 juta Ha. Terdiri dari luas lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas 435.930 Ha dan lahan kritis di luar kawasan hutan seluas 797.661 Ha.
Semakin banyaknya izin Perusahaan (HTI, Tambang,
Perkebunan sawit) yang dikeluarkan oleh pemerintah mengakibatkan lingkungan
semakin rusak dan ekosistem hancur serta ruang kelola rakyat semakin sempit, persoalan ini semakin diperparah dengan
banyaknya oknum pejabat dan pengusaha yang menggunakan uang mereka untuk mengeruk
kekayaan alam di merangin dengan membabi buta tanpa melihat kearifan lokal dan
dampak yang akan terjadi pada wilayah tersebut dikemudian hari dan berapa
banyak orang yang dirugikan atas keserakahan mereka tersebut, hutan semakin
habis dan sungai menjadi kotor Kondisi ini sangat berpotensi untuk menimbulkan
bencana ekologis seperti longsor, kebakaran hutan dan kekeringan serta banjir.
Dengan kondisi bumi dan lingkungan yang semakin rusak dan terpuruk saat ini banyak sekali dampak lingkungan yang terjadi maka kami dari AMPEL (Aliansi Muda Peduli lingkungan) meminta kepada kepada masyarakat Kabupaten Merangin secara umum dan Pemerintah Kabupaten Merangin secara khusus untuk lebih peduli dan lebih memperhatikan bumi dan lingkungan demi terwujudnya kelestarian alam dan kesetabilan ekosistem di kab. Merangin
Dengan kondisi bumi dan lingkungan yang semakin rusak dan terpuruk saat ini banyak sekali dampak lingkungan yang terjadi maka kami dari AMPEL (Aliansi Muda Peduli lingkungan) meminta kepada kepada masyarakat Kabupaten Merangin secara umum dan Pemerintah Kabupaten Merangin secara khusus untuk lebih peduli dan lebih memperhatikan bumi dan lingkungan demi terwujudnya kelestarian alam dan kesetabilan ekosistem di kab. Merangin
Koordinator
Umum
Hardi Yudha
Komentar