Cerita Rakyat Air Terjun Puti Dabeer
Air terjun Puti Dabeer terletak di Desa Peradun Temeras, Kec. Muara siau, Kab. Merangin, Prov. Jambi. Air terjun ini memiliki keunikan tersendiri selain nilai sejarah air terjun ini memiliki Sembilan tingkatan air terjun dengan ketinggian yang berpariasi antara 4 meter hingga 20 meter.
Desa
Peradun Temeras dapat ditempuh dengan waktu satu setengah jam perjalanan dengan
jarak tempuh ±60 km dari Kota Bangko, dengan mengendarai roda dua ataupun roda
empat dan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 10 menit menuju lokasi air
terjun. Posisinya pun tidak jauh dari perkampungan masyarakat setempat.
Perjalanannya cukup melelahkan.
Namun kelelahan di perjalanan akan tebayar lunas ketika sudah sampai di telun. Suara gemercik air yang pecah
menabrak bebatuan, kicauan burung yang bersahutan, keindahan alamnya, udara
yang masih segar, ditambah dinginnya air terjun akan membawa kesejukan
tersendiri yang sulit diungkapkan.
Nama Desa Peradun Temeras ini memiliki kaitan yang erat dengan sejarah air terjun Puti Dabeer, dimana nama Desa Peradun atau peraduan ini memiliki arti tempat orang mengadu ilmu atau tempat orang bertemu dan menunjukan kekuatannya masing-masing. Sedangkan temperas ini merupakan bahasa daerah sekitar yang artinya keras. Jadi, Desa Peradun Temeras ini merupakan tempat orang mengadu kekuatan atau tenaga dalamnya yang besar/keras.
Nama Desa Peradun Temeras ini memiliki kaitan yang erat dengan sejarah air terjun Puti Dabeer, dimana nama Desa Peradun atau peraduan ini memiliki arti tempat orang mengadu ilmu atau tempat orang bertemu dan menunjukan kekuatannya masing-masing. Sedangkan temperas ini merupakan bahasa daerah sekitar yang artinya keras. Jadi, Desa Peradun Temeras ini merupakan tempat orang mengadu kekuatan atau tenaga dalamnya yang besar/keras.
Air Terjun Puti Dabeer Tingkat pertama|Foto - Yudha |
Konon cerita, yang
mana nara sumber cerita kami dapat dari salah satu warga setempat Bapak
Isrowadi (ketua karang taruna), bahwasanya dulu ada
sebuah kerajaan yang terletak di Muara Siau. Luas kekuasaannya dari Desa Air
Lago sampai perbatasan kecamatan Masurai. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang
wanita yang dikenal dengan Ratu Dabeer. Kerajaan Ratu Dabeer ini di jaga oleh
pengawal/prajurit yang kuat, gagah berani.
Kerajaan Ratu Dabeer ini kaya akan bahan pangan, terutama
pulut/ketan, padi dan tengkuyung (siput sungai). Kekuatan prajurit dikerajaan
ini dikarenakan Ratu Daber yang memiliki konsep bertahan yang cerdas dan
disiplin. Zaman itu banyak orang yang tidak menyukai Ratu Daber, terutama kaum
laki-laki. Posisi seorang Ratu yang dipandang sebelah mata ini di jadikan
alasan setiap pendatang/perantau yang datang ke kerajaan Ratu Dabeer.
Sampailah pada saat, kerajaan Ratu Dabeer di posisi kejayaan. Kualitas rakyat yang kuat dan strategi bertahan yang baru, membuat salah satu raja dari kerjaan sriwijaya geram. Kedatangan Raja Sriwijaya disadari/ diketahui oleh Ratu Dabeer ketika salah satu dari rakyat Dabeer mencari kayu bakar di hutan.
Rakyat tersebut menyampaikan pertemuannya dengan Raja
Sriwijaya bersama Ratu Dabeer dan sampailah akhir nya ratu tersebut mengundang
Raja Sriwijaya kekerajaanya untuk makan malam. Tanpa Ratu Dabeer sadari bahwa
kebaikannya sedang dimanfaatkan oleh Raja Sriwijaya sebgai kelemahan Ratu Dabeer
tersebut.
Kedatangan Raja Sriwijaya ini ternyata memiliki niat yang
tidak baik bagi kerajaan Ratu Dabeer. Raja Sriwijaya melihat dan merasakan sesuatu
yang berbeda dikerajaan Ratu Dabeer, sehingga niat ntuk menguasaipun muncul,
namun dikarenakan kedatangan Raja Sriwijaya hanya sendiri maka ia pun hanya
dapat menahan diri.
Tidak berapa lama, ternyata Raja Sriwijaya datang lagi.
Dan kedatangannya kali ini membuat Ratu Dabeer terkejut karena Raja Sriwijaya
datang untuk meminangnnya. Namun ia menolak lamaran tersebut. Raja Sriwijaya tidak
menyerah, kemudian raja datang kembali dengan perihal yang sama yaitu ingin
meminang Ratu Dabeer dan kali ini raja tersebut membawa banyak pasukan dengan
tujuan untuk merebut kekuasaan Ratu Dabeer tersebut. Pada waktu itu ia terbujuk
dengan rayuan Raja Sriwijaya dan tanpa sadar bahwa pasukan - pasukan nya telah
habis terbunuh oleh pasukan raja tersebut. Ia sangat kecewa setelah ia
mengetahui tewas nya pasukan - pasukannya yang diakibatkan oleh raja sriwijaya,
pada akhirnya ia pun bunuh diri di air terjun, yang mana pada saat ini air
terjun itu dikenal air terjun Puti Dabeer.
Komentar